IAIN Palopo, Humas – Mahasiswa KKN kembali memperkenalkan prinsip moderasi beragama di kalangan masyarakat Desa Kalpataru, Tomoni, Luwu Timur.
Hidup dalam keberagaman agama dan budaya memang sangat memerlukan aktualisasi dari prinsip-prinsip moderasi beragama yang kita ketahui saat ini gencar di disosialisasikan Kementrian Agama RI.
Mahasiswa IAIN Palopo yang saat ini menjalani program KKN di wilayah desa Kalpataru, melihat kondisi dimana masyarakatnya memiliki keyakinan agama yang berbeda-beda, tapi dalam prakteknya mereka bisa hidup berdampingan dan rukun.
Kesadaran masyarakat akan pentingnya sikap saling menghargai sudah terbangun sejak dulu. Hal ini yang memudahkan mahasiswa menginternalisasikan prinsip moderasi beragama di desa Kalpataru, Luwu Timur.
Mahasiswa KKN lewat kegiatan Seminar moderasi beragama dan kelestarian lingkungan hidup, memperkenalkan konsep moderasi beragama dan bagaimana pentingnya sebuah sikap moderasi beragama di tengah masyarakat.
“Seminar ini untuk memperkenalkan indikator prinsip moderasi beragama dengan harapan bahwa kedepanya secara umum masyarakat dan elemen pemuda tidak lagi bias dengan isu moderasi bergama, begitupum pemerintah desa mampu hadir sebagai promotor dalam menerapkan indikator prinsip moderasi beragama,” terang Koordes. (24/11/2023)
Dalam seminar itu juga membahas tentang agama dan pelestarian lingkungan hidup. “Sebab manusia dan alam harus saling memberikan keuntungan agar manusia tdk memandang alam sebagai objek yang menjadi faktor terjadinya ekploitasi alam itu sendiri,” lanjut Koordes KKN MB Posko 82.
Sementara itu, Kepala Desa Kalpataru, Sampe Tunggala menilai kegiatan yang dilaksanakan Mahasiswa KKN MB Posko 82 itu sangat luar biasa, dimana dengan adanya kegiatan itu, katanya akan manambah wawasan masyarakat mengenai moderasi beragama dan pentingnya pelestarian lingkungan hidup.
“Dengan adanya kegiatan ini, akan lebih memperkuat lagi sikap toleransi yang ada sejak dulu di desa Kalpataru ini. Saya berharap kedepanya diskusi tentang moderasi beragama di desa kami tetap ada agar wacana moderasi beragama terus sampai di kalangan masyarakat, sehingga kedepanya konflik tentang umat beragama, kenakalan remaja, dan penolakan budaya lokal bisa diminimalisir, melihat kondisi masyarakat Kalpataru sangat beragam,” harap Kades Sampe.
Diketahui, Seminar Moderasi Beragama digelar di Balai Desa Kalpataru, dan hadir pemateri Aswaluddin S,Pd.I,.M.Pd, Ketua ISNU Luwu Timur, Martina, S.Th. Penyuluh Agama Kristen Tomoni Wotu. (Humas)