IAIN Palopo – Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Palopo, Prof. Dr. Abdul Pirol, M.Ag, bertindak sebagai Khatib Khutbah Jum’at di Masjid Alauddin IAIN Palopo, Jum’at, 26 Agustus 2022.
Dalam khutbahnya, Rektor menyampaikan makna kemerdekaan, dimana bertepatan bulan Agustus yang baru saja digelar semarak kemerdekaan RI ke 77 Tahun. Kata Rektor, makna dari kemerdekaan itu sendiri, adalah terbebasnya seseorang baik dari belenggu eksternal maupun dari belenggu internal.
Dari segi konteks, terbebasnya seseorang atau masyarakat dari belenggu kebodohan, kemiskinan dan keterbelakangan, untuk itu negara telah membuat program-program berbagai akses dan kebijakan untuk mengatasi itu. Artinya negara sangat pro kepada kepentingan masyarakat.
Boleh dikatakan jika seseorang itu bodoh maka dekat dengan terkebelakang dan keterbelakangan itu dekat dengan kemiskinan. Ungkapan mengatakan jangan bodoh kalau tidak mau miskin. “Mari memperingati kemerdekaan RI ini dengan hijrah dari kebodohan dan keterbelakangan.” serunya.
Merdeka dari kebodohan masih terus diperjuangkan, ini dapat dilihat angka partisipasi masyarakat pada perguruan tinggi masih pada angka 40 persen selebihnya, 60 persen itu belum mendapatkan akses, untuk mendapatkan kesempatan menempuh pendidikan tinggi. Tapi alangkah ruginya jika 40 persen ini tidak menggunakan prosesnya dengan sebaik-baiknya.
Merdeka dari kebodohan telah ditegaskan dalam Qur’an Surat At-Taubah ayat 122, yang artinya “Dan tidak sepatutnya orang-orang mukmin itu semuanya pergi (ke medan perang). Mengapa sebagian dari setiap golongan di antara mereka tidak pergi untuk memperdalam pengetahuan agama mereka dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali, agar mereka dapat menjaga dirinya”.
Ini sejalan konteks PTKIN adalah keilmuan yang terintegrasi, belajar ilmu agama tanpa mengabaikan sains dan teknologi. Karena PTKIN arahnya adalah memberi kajian-kajian yang terintegrasi, baik belajar kedokteran, fisika, biologi, industri dll. (Humas)