Informasi Penerimaan Mahasiswa Baru Tahun Akademik 2025

Rektor Menerima Kunjungan Kepala Balai Bahasa Prov. Sulsel, Bahas Program BIPA

Rektor Menerima Kunjungan Kepala Balai Bahasa Prov. Sulsel, Bahas Program BIPA

IAIN Palopo- Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Palopo Prof. Dr. Abdul Pirol, menerima kunjungan Kepala Balai Bahasa Drs. Yani Prayono, M.Pd bertempat di Aula Rektorat, Senin 23 Mei 2022.

Kunjungan Kepala Balai Prov. Sulsel ini dalam rangka mensosialisasikan program bahasa Indonesia bagi penutur asing (BIPA). Rektor yang didampingi Wakil Rektor I, Dr. H. Muammar Arafat dan Kepala Unit Pengembangan Bahasa (UPB) Prof. Dr. Syahraeni, menyampaikan rasa kegembiraan dan terima kasih atas kunjungan Yani Prayono di kampus hijau IAIN Palopo.

Rektor menyampaikan selayang pandang tentang kampus IAIN Palopo baik sejak berdirinya hingga pada perkembangannya saat ini, dimana IAIN Palopo sebagai Kampus dengan visi, Terkemuka dalam Integrasi Keilmuan Berciri Kearifan Lokal, yang memiliki 23 Prodi dari 4 Fakultas dan Pascasarjana.

Lebih lanjut, dalam sambutannya Rektor mengatakan Bahasa Indonesia amat penting dan selalu menjadi perhatian khusus kepada mahasiswa untuk mahir dalam menulis dan berucap hingga dituntut baik dalam membuat kalimat.

“Menjadi tugas penting bagi dosen bahasa sebagai ujung tombak. Kedatangan Kepala Balai Bahasa akan menjadi nilai tambah lagi dalam memberi literasi tentang pentingnya bahasa Indonesia” imbuh Rektor.

Sementara itu, Kepala balai Bahasa Sulsel, Yani Prayono, menyampaikan rasa kehormatan di kampus IAIN Palopo bertemu dengan pimpinan dan para dosen bahasa.

ia menyampaikan bahwa pihaknya sudah berkolaborasi dengan 45 lembaga di daerah bekerja sama dalam penggunaan bahasa Indonesia dan bahasa daerah.
sehingga ia menilai bahasa Indonesia lebih tepat sebagai bahasa ASEAN, dibanding bahasa melayu atau bahasa negara ASEAN yang lain.

Bahasa Indonesia sebenarnya lebih pantas menjadi bahasa ASEAN karena digunakan oleh sedikitnya (di Indonesia) 250 juta penduduk. Di Malaysia saja bahasa Melayu digunakan sekitar 60% penduduk negara itu karena ada bahasa Mandarin dan Tamil atau Urdu.

“Kalau kita berbahasa Indonesia di Malaysia atau Brunei Darussalam maupun Singapura, orang mengerti. Tetapi jika orang berbicara bahasa Melayu di Indonesia, tidak mengerti,” sebut lulusan Sarjana Sastra Indonesia dari Universitas Negeri Sebelas Maret Solo tersebut.

Yani Prayono juga mengatakan, saat ini pengajar Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing (BIPA) sudah mencapai 400 orang. Pada tahun 2021 saja sudah mencapai 298 orang pengajar bahaasa Indonesia di luar negeri. Tahun ini bertambah menjadi sekitar 48 negara yang belajar bahasa Indonesia.

Usai menyampaikan sambutannya, dilanjutkan paparan lebih lanjut program bahasa Indonesia bagi penutur asing (BIPA) oleh Andi Herlina, SS, pihak Balai Bahasa Prov. Sulsel. (Humas)

Spread the love
Related Posts
Leave a Reply

Your email address will not be published.Required fields are marked *

qwe
Translate »