Sembilan Hari Relawan IAIN Palopo Berada Garis Depan Bantu Korban Banjir Luwu
Luwu (Palopo) – Puluhan relawan dari Institut Agama Islam negeri (IAIN) Palopo dari unsur mahasiswa dan dosen akhirnya ditarik kembali ke kampus setelah mengabdikan dirinya sejak 4 Mei hingga 12 Mei 2024. Selama sembilan hari relawan IAIN Palopo bahu membahu bantu korban banjir bandang di Kabupaten Luwu Sulawesi Selatan.
Keberadaan relawan IAIN Palopo ini adalah bukti nyata, semangat gotong royong dan kepedulian sosial masih kuat di hati masyarakat kita. Mereka telah memberikan contoh bahwa dalam menghadapi bencana, kita bisa saling mengandalkan dan bekerja bersama untuk bangkit kembali.
Ketua Prodi MBS IAIN Palopo, yang sekaligus Ketua Relawan IAIN Palopo Akbar Sabani, menyampaikan rasa terima kasih yang mendalam atas dedikasi dan pengorbanan para relawan.
“Kalian bukan hanya mengharumkan nama kampus, tetapi juga menjadi inspirasi bagi banyak orang. Solidaritas kalian menunjukkan bahwa kepedulian dan gotong royong masih hidup dalam masyarakat kita di Tana Luwu,” ujar Akbar saat menarik relawan IAIN Palopo di Posko Induk Jl. Sawerigading Belopa.
Selama dua minggu terakhir, para relawan ini telah berada di garis depan membantu korban banjir yang melanda Luwu. Mereka tidak hanya memberikan bantuan fisik, tetapi juga dukungan moral bagi para korban yang kehilangan tempat tinggal dan harta benda.

Setiap hari, para relawan bekerja tanpa lelah mendistribusikan bantuan, membersihkan puing-puing, dan memberikan layanan kesehatan.
Salah satu relawan, menceritakan pengalamannya, bagaimana ia melihat langsung bagaimana banjir ini menghancurkan rumah-rumah dan merenggut mata pencaharian warga. Tapi di sisi lain, ia juga melihat semangat kebersamaan yang luar biasa. Ini adalah pengalaman yang tak akan pernah ia lupakan.
Penarikan relawan ini bukanlah akhir dari misi kemanusiaan IAIN Palopo. Akbar menegaskan bahwa kampus akan terus memantau perkembangan situasi di Luwu dan siap mengirimkan bantuan lagi jika dibutuhkan. “Bencana ini mungkin telah berlalu, tetapi pemulihan memerlukan waktu. Kami akan selalu siap membantu,” ucapnya.
Kepedulian dan tindakan nyata dari setiap individu dapat membuat perbedaan besar. Banjir di Luwu mengingatkan kita semua bahwa dalam setiap tragedi, selalu ada peluang untuk menunjukkan kebaikan, kepedulian dan solidaritas. (Humas)