Palopo — Perguruan tinggi Islam saat ini semakin kompleks, mulai dari persaingan antar kampus, peningkatan kualitas sumber daya manusia, adaptasi kurikulum dengan kebutuhan masyarakat, hingga perkembangan teknologi informasi. Oleh karena itu, penguatan manajemen risiko dan tata kelola menjadi kunci penting dalam meningkatkan daya saing, reputasi, serta mutu pendidikan.
“Risiko terbesar adalah tidak mengambil risiko sama sekali. Orang yang bijak bukan menghindari risiko, tetapi mengelolanya, karena di balik setiap risiko selalu ada peluang,” jelas Dr H Faisal Ali Hasyim SE MSi CA CSEP QIA CGCAE di hadapan pejabat UIN Palopo dalam kegiatan Penguatan Kepegawaian. Selasa (7/10/2025).

Mantan Inspektorat Jenderal Kemenag RI yang saat ini menjabat Staf Ahli Menteri Agama juga dikenal luas sebagai praktisi manajemen resiko sektor publik ini menekankan manajemen risiko tidak hanya melindungi reputasi institusi, tetapi juga memperkuat kepatuhan terhadap regulasi, meningkatkan ketahanan dan kelincahan institusi, hingga memastikan keberlanjutan finansial kampus.
Dalam hal ini, audit internal juga memiliki peran vital sebagai mekanisme independen untuk menjamin efektivitas manajemen risiko di perguruan tinggi.
Ia juga menyampaikan era teknologi saat ini, organisasi harus bergerak dinamis sesuai kemajuan teknologi, metode-metode harus berubah, baik cara pandang hingga pada inovasi pengajaran di kelas bagi dosen. Organisasi yang dewasa dapat berdampak dan punya manajemen resiko yang baik.

Di hadapan para pejabatnya di Ruang Teater Fakultas Syariah di kampus 1 UIN Palopo, Rektor menyampaikan apresiasinya atas kehadiran Dr Faisal yang telah memberikan wawasan berharga mengenai tata kelola perguruan tinggi.
“Kami berharap materi ini semakin menguatkan komitmen UIN Palopo dalam mewujudkan perguruan tinggi yang akuntabel, transparan dan berdaya saing,” ungkap Rektor Abbas.
Penulis & foto : Jefri Nugraha
Penyunting : Reski Azis